“MEMANASKAN” DAN “MEMANASI” APA BEDANYA? – Halo language enthusiast sekalian! Pada artikel kali ini kita akan membahas satu kosa kata dasar yang sering kita jumpai dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata apakah itu? Ya, benar, kata “panas”. Apa sih artinya panas? Panas sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia masuk dalam kategori/kelas kata nomina (kata benda) dan adjektiva (kata sifat). Berikut ini merupakan beberapa pengertian “panas” menurut KBBI.
- a terasa seperti terbakar atau terasa dekat dengan api; bersuhu relatif tinggi: hari ini udara —
- n kemarau (tentang musim): pada musim — sawah menjadi kering dan tanah retak-retak
- n demam (suhu badannya lebih tinggi daripada biasa): sejak kemarin ia —
- a gerah: badan terasa — di dalam ruangan ini
- a sangat iri; sakit hati: hatinya — karena saudara-saudaranya mendapatkan harta warisan lebih banyak
- a genting sekali; berbahaya (mungkin pecah perang): keadaan berubah menjadi —
- a berpengaruh buruk (tentang uang yang mudah memperolehnya, tetapi mudah juga menghabiskannya, uang pinjaman dengan bunga besar, dan sebagainya)
Sumber: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/PANAS
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa kata panas merupakan kata yang masuk dalam kategori nomina dan adjektiva. Namun, kita bisa mengubah kata tersebut menjadi verba (kata kerja) dengan memberikan konfiks me-i dan me-kan pada kata panas tersebut.
Me- + panas + kan = Memanaskan
Me- + panas + i =Memanasi
Lalu, apakah perbedaan dari kata memanaskan dan memanasi di atas? Kita sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Indonesia sering menggunakan kedua kata tersebut dalam berbagai konteks. Namun, terkadang kita kesulitan untuk memberikan penjelasan mengenai penggunaan keduanya secara tata bahasa. Berikut ini merupakan contoh penggunaan kedua kata di atas.
- Ibu memanaskan sayur
- Matahari memanasi bumi.
Dalam kedua kalimat di atas, mengapa kata “ibu” harus menggunakan predikat “memanaskan”, sedangkan kata “matahari” menggunakan kata “memanasi”? Cobalah untuk dapat menemukan perbedaannya. Jika tidak ada perbedaan dari kedua kalimat tersebut, mari kita coba untuk menukar posisi predikat pada kalimat pertama dan kedua.
- Ibu memanasi sayur.
- Matahari memanaskan bumi.
Terlihat dari percobaan di atas jika kita menukar posisi predikatnya, kedua kalimat tersebut menjadi tidak berterima secara tata bahasa. Mari kita coba dengan contoh yang lain.
- Pada musim dingin, orang memanaskan rumah mereka dengan api.
- Tania memanas-manasi Toni supaya mengikuti lomba 17 Agustus.
Bagaimana dengan kedua contoh lain di atas? Apabila ditukar predikatnya, kedua kalimat tersebut juga menjadi tidak berterima secara tata bahasa Indonesia.
- Pada musim dingin, orang memanas-manasi rumah mereka dengan api.
- Tania memanaskan Toni supaya mengikuti lomba 17 Agustus.
Berdasarkan bukti-bukti di atas dapat disimpulkan bahwa kata “memanaskan” dan memanasi” memiliki kata dasar yang sama yaitu, “panas”. Namun, kedua kata tersebut memiliki fungsi/kegunaan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari tidak dapatnya kedua kata tersebut saling menggantikan seperti pada kalimat pertama dan kedua. Lalu apa perbedaan keduanya?
Perbedaan dari kata “memanaskan” dan “memanasi” terdapat pada sumber panasnya. Kata “memanaskan” adalah predikat yang digunakan untuk menjelaskan sumber panas yang tidak berasal dari subjek, melainkan dari hal/benda lain. Karena hal itulah kalimat pertama berbunyi “Ibu memanaskan sayur” karena sumber panas yang digunakan untuk membuat panas sayur bukan berasal dari subjek (ibu), melainkan dari api kompor.
Lain halnya dengan kata “memanasi”. Kata “memanasi” adalah predikat yang digunakan untuk menjelaskan sumber panas yang berasal langsung dari subjek. Karena hal itulah kalimat kedua berbunyi “Matahari memanasi bumi” karena sumber panas yang digunakan untuk membuat panas bumi berasal dari subjek (matahari) langsung.