KALIMAT TUNGGAL

Image created by tutor using Canva

Pendahuluan

Kalimat tunggal – Halo, Language Enthusiat sekalian! Saya telah cukup lama vakum menulis artikel karena beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun, saat ini saya kembali untuk membagikan serba-serbi Bahasa Indonesia.  Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang salah satu tingkatan dalam bahasa yang sangat sering kita gunakan dalam tulisan maupun secara lisan. Apakah itu? Ya, betul. Kita akan membahas tentang kalimat.

Apakah yang dimaksud dengan kalimat? Beberapa ahli bahasa mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda mengenai pengertian kalimat tersebut. Berikut ini merupakan 2 pendapat ahli mengenai pengertian kalimat.

Sultan Takdir Alisjahbana mengemukakan pendapatnya bahwa yang disebut sebagai kalimat adalah kumpulan kata-kata terkecil yang mengandung pikiran lengkap

Gorys Keraf berpendapat bahwa kalimat adalah sebuah ujaran yang diawali dan diakhiri oleh sebuah kesenyapan. Dalam kalimat tersebut juga terdapat sebuah intonasi atau naik turunnya nada suara. Keberadaan nada suara yang berubah, baik yang merendah, meninggi, ataupun datar adalah tanda selesai atau belum selesainya kalimat tersebut.

Berdasarkan pernyataan 2 ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan kumpulan kata-kata yang memiliki konstruksi dan konsep yang jelas, mulai dari subjek, predikat, objek, keterangan, dan lain-lain serta memiliki intonasi tertentu.  Sebuah kalimat pada strukturnya minimal memiliki unsur subjek dan predikat. Tanpa kedua unsur tersebut, maka sebuah tulisan atau ujaran tidak dapat disebut sebagai kalimat.

PEMBAHASAN

Kalimat dalam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal hanya memiliki satu pola kalimat dan kalimat tersebut tidak dapat membentuk pola baru. Kata-kata dalam kalimat tunggal tidak dapat dipecah menjadi beberapa bagian dan keseluruhan kalimat merupakan satu kesatuan.

Hal yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi keberadaan sebuah kalimat tunggal adalah dengan memahami ciri-ciri dari kalimat tersebut. Berikut ini merupakan beberapa ciri-ciri kalimat tunggal dalam Bahasa Indonesia

  • Kalimat tunggal hanya memiliki satu peristiwa inti.
  1. Toni membaca buku
  2. Lydia membawa tas hitam.

Dalam 2 kalimat di atas kita dapat melihat bahwa keduanya hanya memiliki satu peristiwa/kegiatan inti. Pada kalimat (a) terdapat 1 peristiwa inti, yaitu Toni membaca buku. Demikian juga pada kalimat (b) terdapat satu peristiwa inti, yaitu Lydia membawa tas hitam dan buku Bahasa Indonesia. Keberadaan antara “Lydia” sebagai subjek (S), “membawa” sebagai predikat (P), dan “tas hitam” sebagai objek (O) tidak dapat dipisahkan. Ketiga unsur tersebut merupakan satu kesatuan dan merupakan satu informasi utuh yang tidak dapat dipisahkan.

  • Kalimat tunggal hanya memiliki satu struktur kalimat.

Maksudnya adalah bahwa kalimat tunggal hanya memiliki satu unsur penyusun kalimat, baik itu dengan pola S-P, S-P-O, dan S-P-O-K. Dalam kalimat tunggal tentunya tidak mungkin terdapat sebuah konjungsi. Sebuah konjungsi hanya akan terpakai dalam jenis kalimat majemuk. Berikut ini merupakan beberapa contohnya:

  1. Sania (S) memegang (P) boneka (O) – (contoh yang benar).
  2. Sania (S) memegang (p) boneka (O) dan (KONJ) pita (O) – (contoh yang salah).

Pada 2 contoh kalimat di atas kalimat (a) merupakan contoh yang benar, sedangkan kalimat (b) merupakan contoh yang salah.  Hal ini disebabkan karena kalimat (a) memiliki satu struktur kalimat dan di dalamnya tidak mengandung unsur konjungsi. Kalimat (b) merupakan contoh yang salah karena kalimat tersebut memiliki konjungsi “dan” yang merupakan salah satu ciri dari kalimat majemuk setara.

            Berikut ini merupakan beberapa contoh kalimat tunggal:

  1. Aku suka memelihara kucing.
  2. Aku mengetik sebuah cerita.
  3. Toni bermain bola.
  4. Anna suka membaca buku.
  5. Bola itu berputar di udara.
  6. Dika memakan roti di rumah.
  7. Doni memakai baju merah.
  8. Mereka mencetak gol.
  9. Toni di apotek membeli obat.
  10.  Bola itu dipegang Doni.

Sumber:

1 Alisyahbana, S.Takdir. 1982. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.

2 Keraf, Gorys. 1978. Komposisi. Ende.Nusa Indah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *