LATAR BELAKANG
NAMUN DAN TETAPI- Halo, Para enthuasiat language! Pastinya kita tidak asing dengan kata “namun” dan “tetapi” seperti pada judul di atas. Kata “namun” dan “tetapi” sama-sama digunakan sebagai konjungsi atau kata penghubung dalam kalimat yang digunakan untuk memberi pertentangan antar satu hal dengan hal lain. Apakah kalian sudah mengetahui apakah perbedaannya? melalui artikel ini, language enthusiat sekalian akan mengetahui trik jitu membedakan kata “namun” dan “tetapi” sesuai kaidah penulisan Bahasa Indonesia.
CONTOH KASUS NAMUN DAN TETAPI
Cobalah lihat beberapa kalimat di bawah ini dan tentukanlah 2 kalimat dengan penulisan “namun” dan “tetapi” yang benar penulisannya.
- Ibu suka sekali belanja di pasar, namun ayah lebih suka belanja di swalayan.
- Aku suka makan martabak, tetapi lebih suka makan siomay.
- Aku suka berwisata ke pantai. Namun, aku tidak suka pergi ke gunung.
- Tia sangat suka pelajaran Bahasa Indonesia. Tetapi tidak suka pelajaran Bahasa Jerman.
Berdasarkan 4 kalimat di atas, menurut kalian manakah kalimat yang benar penulisannya berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia? Jawabannya adalah kalimat ke-2 dan ke-3. Mengapa demikian? Berikut ini merupakan penjelasan beda “namun” dan “tetapi” berdasarkan KBBI.
tetapi/te·ta·pi/ p kata penghubung intrakalimat untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras.
Sumber: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Tetapi
namun/na·mun/ p kata penghubung antarkalimat untuk menandai perlawanan; tetapi.
Sumber: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Namun
PENJELASAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kata “namun” dan “tetapi” sama-sama termasuk dalam kelas kata penghubung/konjungsi. Perbedaannya adalah kata “tetapi” merupakan penghubung intrakalimat untuk menyatakan hal yang bertentangan. Jadi, kata “tetapi” digunakan untuk untuk menyatakan pertentangan dalam 1 kalimat, seperti kalimat ke-2 di atas. Berikut ini merupakan contoh lainnya.
Aku suka sekali lari pagi hari, tetapi tidak suka lari sore hari.
Lihatlah penggunaan kata “tetapi” pada kalimat di atas. Kata “tetapi” tersebut hanya digunakan untuk menyatakan pertentangan dalam 1 kalimat. Kemudian, Kata “tetapi” juga harus ditulis setelah tanda koma (,) sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia.
Berbeda dengan kata “tetapi”, kata “namun” merupakan kata penghubung yang menyatakan pertentangan antarkalimat (lebih dari 1 kalimat) seperti pada contoh kalimat ke-3 di atas. Berikut ini merupakan contoh lainnya.
Aku suka sekali lari pagi hari. Namun, aku tidak suka lari sore hari.
Penggunaan kata “namun” pada kalimat di atas digunakan untuk menyatakan pertentangan dalam 2 kalimat, yaitu kalimat “Aku suka sekali lari pagi hari” dan kalimat “Aku tidak suka lari sore hari”. Keduanya digabungkan dengan konjungsi penghubung antarkalimat, yaitu “namun”. Kemudian, Kata “namun” juga harus ditulis setelah tanda titik (.) sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia.
KESIMPULAN
Berdasarkan teks dan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada 3 tips untuk membedakan kata “namun” dan “tetapi” .
- Kata “namun” digunakan untuk menghubungkan 2 kalimat yang saling bertentangan, sedangkan kata “tetapi” digunakan untuk menghubungkan 2 hal dalam 1 kalimat yang saling bertentangan.
- Kata “namun” ditulis dengan didahului oleh tanda titik dan selalu ditulis di awal kalimat.
- Kata “tetapi” ditulis dengan didahului oleh tanda koma dan selalu ditulis di tengah-tengah kalimat.
PENUTUP
Sekian pembahasan mengenai perbedaan kata “tetapi” dan “namun” dalam artikel kali ini. Semoga setelah membaca artikel ini, language enthusiast sekalian dapat menulis dengan lebih baik lagi sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia.
Untuk dapat mengetahui berbagai macam trik dan serba-serbi tata bahasa Indonesia yang lain, kalian dapat klik link berikut ini: https://bahasaindonesiatutoring.com/opini/